Pengalihan nama itu, sudah berimbas kepada jalan-jalan di Medan, tak terkecuali lahir Kota Medan yang sebelumnya 1 April 1909 diganti menjadi 1 Juni 590. Menganti nama ini juga tak lepas dari meningkatnya sentiment anti Belanda pada tahun 1960an, "ujarnya. Bioskop Terintergrasi Pusat Perbelanjaan. Setelah Indonesia sudah merdeka sepenuhnya.
Medan - Plang nama jalan membantu pengendara untuk melintasi tanpa harus bertanya kepada warga sekitar. Namun, di kota Medan masih ada beberapa plang nama jalan yang telah rusak ataupun sudah buram. Amatan Selasa 20/10/2020 tampak beberapa plang nama di Jalan Gagak Hitam yang telah terkelupas dan plang nama di Jalan Perjuangan, Kecamatan Medan Perjuangan yang hanya tersisa tulisan 'Juangan' saja. Bagi sebagian pengendara yang belum pernah melintas tentu ini akan menyulitkan bahkan dapat membuat pengendara salah jalan, seperti dialami Novi, pengendara yang hendak melintasi Jalan Pukat, Kecamatan Medan Tembung. Imbas terkelupasnya tulisan II, Novi sempat mengira jalan yang dilintasinya tersebut Jalan Pukat yang ternyata Jalan Pukat II. "Iya sempat nyasar kemarin itu. Kan baru pertama kali mau lewat jalan itu, nggak tau kalau tulisan II nya gak ada. Yauda lewat situ kok gak nemu-nemu tempatnya. Bolak balik baru sadar liat di toko lain kalau ini Jalan Pukat II," ungkap Novi kepada Baca juga Puluhan Tahun Tak Diperbaiki, Perbaikan Jalan Rusak Parah di Pintu Air IV Terkendala Unjuk Rasa Berdasarkan keterangan warga sekitar, deretan plang nama untuk Jalan Pukat juga tidak terurus dengan baik sejak lama. "Udah lama ini rusak, udah berapa bulan lah. Banyak juga yang nyasar, kebetulan saya jualan di sini, gara-gara plang namanya gitu banyak yang nanyak ke saya juga. Katanya ada yang sengaja tapi katanya karena hujan sama angin. Tapi ya mbok segera diperbaiki lah," ujar Aida, pedagang klontong di sekitar Jalan Pukat II. Plang nama yang rusak tidak hanya menyulitkan pengendara, namun juga turut merusak estetika. Hal ini turut dikomentari Suci, warga Jalan Perjuangan, Kecamatan Medan Perjuangan. "Jelek lah kayak gitu papan nama jalannya. Jalannya baru diperbaiki kok jadi papan nama jalannya rusak gitu. Yang lain juga tolong dijagalah, apalagi Jalan ini Jalan lintas rame pengendara. Pasti nanti orang pun ada yang bingung gara-gara gak kebaca kali nama jalannya," pungkas Suci.cr13/ MEDAN Anggota DPRD Medan Edwin Sugesti Nasution mendukung penuh usulan penabalan sejumlah nama Pahlawan menjadi nama jalan di Kota Medan. Penabalan itu dinilai bagian dari penghormatan kepada jasa Pahlawan terdahulu yang telah berkontribusi berjuang dalam hal kemerdekaan.
- Kemendikbud Ristek Umumkan 23 Perguruan Tinggi Swasta Ditutup, Di Antaranya 2 di Medan, Ini Nama Kampusnya. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Kemendikbud Ristek telah mencabut izin operasional ditutup sebanyak 23 perguruan tinggi swasta PTS di Indonesia. Dari 23 kampus yangb ditutup Kemendikbud Ristek tersebut, dua di antaranya ada di Kota Medan, Sumatera Utara. Penutupan perguruan tinggi swasta tersebut lantaran terjadi pelanggaran berat. Selain telah mencabut izin operasional, Kemendikbud Ristek juga sedang melakukan evaluasi terhadap 29 kampus lain terkait aduan pelanggaran. Mengutip Selasa 6/6/2023, Plt. Dirjen Diktiristek Kemendikbud Ristek, Prof. Nizam mengatakan, bagi mahasiswa yang sudah terlanjur masuk ke perguruan tinggi yang sudah ditutup, maka akan difasilitasi untuk pindah. Kuliah Itu, kata dia, selama ada bukti pencapaian belajarnya untuk di transfer ke perguruan tinggi yang baru. "Akan kita salurkan ke perguruan tinggi baru melalui LLDikti terdekat kampus atau mahasiswa tersebut," ujar dia, Jumat 2/6/2023. Langkah ini, kata dia, agar Kemendikbud bisa melindungi mahasiswa dan masyarakat. "Kita usahakan, jangan sampai masyarakat dan mahasiswa ada yang menjadi korban dari kampus yang ditutup itu," jelas dia. Kampus yang ditutup melakukan pelanggaran berat Prof. Nizam menyebut, kampus yang ditutup karena melakukan pelanggaran berat. Mulai dari jual beli ijazah kepada mereka yang tidak berhak/tanpa proses belajar mengajar, manipulasi data mahasiswa, pembelajaran fiktif, penyalahgunaan KIP Kuliah, dan lainnya. "Iya karena pelanggaran berat, makanya kita cabut izin operasionalnya tutup," tutur Prof. Nizam. Lanjut dia, 23 kampus yang ditutup itu merupakan dari hasil 52 aduan masyarakat terkait kampus yang bermasalah. "Sisanya 29 masih kita tinjau kampus tersebut," jelas dia. Jikalau kesalahan kampus masih bisa diperbaiki, sambung dia, maka akan ada pembinaan terlebih dahulu dari Kemendikbud Ristek. Namun, bila sudah tidak bisa diperbaiki, terpaksa kampus itu ditutup dengan terpaksa. Sementara, Direktur Kelembagaan Diktiristek Kemendikbud Ristek, Dr. Lukman menambahkan, Kemendikbud tidak bisa mengungkap 23 nama kampus yang ditutup. Tujuannya, demi menjaga nama alumni dan mahasiswa dari kampus tersebut. "Banyak juga ada orang-orang sukses, pejabat yang juga jadi alumni dari kampus tersebut," terang dia. "Takutnya jadi bahan olok-olokan hinaan dari orang lain, nanti mereka jadi malu," tukas dia. Lukman mengaku tak mau membagikan data perguruan tinggi yang telah dihentikan lantaran beberapa alasan. "Waduh saya menjaga betul perasaan mahasiswa, alumni, dan gejolak masyarakat ya, jadi saya tidak mau menyebutkan secara langsung perguruan tingginya," tuturnya. Kendati demikian, dia memastikan, semua kampus yang dihentikan adalah perguruan tinggi swasta PTS. "Tidak ada yg negeri ya, tidak ada dari PTN perguruan tinggi Negeri ya, semua pure PTS," ungkapnya. Lukman menambahkan, Kemendikbud Ristek akan membantu memindahkan mahasiswa, dosen, dan tenaga pendidik yang terdampak ke perguruan tinggi lain. Pemindahan tersebut nantinya dibantu oleh Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah LLDikti, yang bertugas dalam pembinaan, monitoring, dan evaluasi perguruan tinggi. Namun, pemindahan hanya berlaku bagi perguruan tinggi yang kegiatan pembelajarannya benar-benar terbukti ada. "Tapi kalau tidak terbukti ada pembelajaran sulit buat kami untuk bantu mahasiswa, yang bisa dilakukan melaporkan penyelenggara ke yang berwajib oleh mahasiswa," jelas Lukman. Daftar wilayah perguruan tinggi swasta yang dicabut pemerintah Meski tak mengungkap namanya, Lukman telah merinci wilayah 23 kampus yang telah dicabut izin operasionalnya * Tangerang Selatan 1 perguruan tinggi * Surabaya 2 perguruan tinggi * Medan 2 perguruan tinggi * Taksimalaya 1 perguruan tinggi * Yogyakarta 1 perguruan tinggi * Padang 2 perguruan tinggi * Bali 1 perguruan tinggi * Palembang 1 perguruan tinggi * Jakarta 5 perguruan tinggi * Makassar 1 perguruan tinggi * Bandung 1 perguruan tinggi * Bogor 1 perguruan tinggi * Manado 2 perguruan tinggi *Bekasi 2 perguruan tinggi. Nama Dua Perguruan Tinggi di Medan yang Ditutup Dua Kampus yang tutup di Medan IG IG Mengutip dari laman LLDikti, diumumkan nama dua kampus yang sedang dicabut izinnya tersebut. "Berkenaan telah diterbitkannya Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nomor 93/E/O/2023 tentang Pencabutan Izin Pendirian Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Nusa Bangsa di Kota Medan dan Izin Pembukaan Program Studi pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Nusa Bangsa di Kota Medan yang diselenggarakan oleh Yayasan Pengembangan Pengetahuan Bisnis Indonesia YAPPBIN," tulis pengumuman yang diunggah LLDikti1, Selasa 6/6/2023. "Dengan ini LLDikti Wilayah I mengumumkan salinan keputusan menteri pada tautan berikut dan lanjut pengumuman tersebut. Adapun Kampus STIE Nusa Bangsa berada di Jalan Sei Serayu, No. 80 Babura Sunggal, Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara. Sedangkan Kampus STIE Indonesia Medan berlokasi di Jalan Perbaungan Sei Rengas II, Kecamatan Medan Area, Kota Medan, Sumatera Utara. */ Artikel ini sebagian telah tayang di
medanTodaycom,MEDAN - Pemko Medan meresmikan nama tokoh Pers DR Drs H Ibrahim Sinik menjadi nama jalan di Kota Medan, Senin (27/02/2017). Jalan Ibrahim Sinik menggantikan sebahagian Jalan Sutrisno, mulai simpang Pasar Sukaramai hingga simpang Jalan Thamrin. Hadir dalam peresmian tersebut Gubernur Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) H Tengku Erry Nuradi, Wali Kota Medan Dzumi Eldin, Ketua PWI []
- Awalnya, Kota Medan dikenal dengan nama Tanah Deli. Wilayah tersebut berupa rawa-rawa seluas ha. Beberapa sungai yang melintasi Kota Medan semuanya bermuara ke Selat Malaka. Sungai-sungai tersebut, yaitu Sei Deli, Sei Babura, Sei Sikambing, Sei Denai, Sei Putih, Sei Badra, Sei Belawan, dan Sei Sulang Saling/Sei mulanya yang membuka perkampungan Medan adalah Guru Patimpus yang lokasinya di Tanah Deli. Maka, pada masa penjajahan, orang sering merangkaikan Medan dengan Deli Medan-Deli. Setelah zaman kemerdekaan, istilah Medan-Deli berangsur-angsur lenyap sehingga kurang populer. Baca juga 10 Buah Tangan Wajib dari Kota Medan Kampung Medan dan Tembakau Deli Pada awal perkembangannya Medan merupakan kampung kecil yang bernama Medan Putri. Perkembangan kampung ini tidak terlepas dari posisi strategis yang terletak di pertemuan Sungai Deli dan Sungai Babura, sekarang lokasinya tidak jauh dari Putri zaman dulu, kedua sungai itu merupakan jalur lalu lintas perdagangan yang cukup ramai, sehingga Kampung Putri yang merupakan cikal bakal Medan cepat berkembang dan menjadi pelabuhan transit yang penting. Guru Patimpus, pendiri Kampung Medan merupakan orang yang berpikiran maju. Hal itu terbukti, karena ia menyuruh anaknya menuntut ilmu membaca Al Qur'an pada Datuk Kota Bangun dan memperdalam agama Islam di Aceh. Keterangan yang menguatkan adanya Kampung Medan ini adalah keterangan H. Muhammad Said yang mengutip melalui buku Deli In Wood en Beeld ditulis N Ten Cate. Keterangan itu menyebutkan bahwa dahulu kala Kampung Medan ini merupakan benteng dan sisanya masih ada terdiri dari dinding dua lapis berbentuk bundaran yang terdapat dipertemuan antara dua sungai, yaitu Sungai Deli dan Sungai Babura. Baca juga Menjajal Kuliner Jalanan Kota Medan, Ngedot Susu Sampai Gulali Es Krim Rumah Administrateur terletak di seberang sungai dari kampung Medan. Letak kampung Medan berada di Wisma Benteng, sekarang, dan rumah Administrateur adalah kantor PTP IX Tembakau Deli yang sekarang ini. COLLECTIE TROPENMUSEUM Foto bangunan di Kesawan di Medan yang diambil antara tahun 1918 hingga 1919
Editor Alpri Widianjono BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Di Banjarmasin banyak nama jalan yang diambil dari nama pahlawan nasional. Terutama di pusat kota, di antaranya menggunakan nama-namapPahlawan Revolusi. Nama Pahlawan Revolusi tersebut, yaitu Jalan Ahmad Yani yang membentang dari dalam kota hingga luar kota.
Kota Medan dikenal sebagai salah satu kota terbesar di Indonesia. Memiliki julukan sebagai kota multi etnis, Medan juga kerap menjadi destinasi wisata para pelancong, baik domestik dan mancanegara. Apalagi, ditunjang dengan beragamnya tempat wisata di Medan yang dapat dikunjungi para wisatawan. Lalu, tempat wisata di Medan mana saja yang dapat Anda kunjungi? Sebagai panduan, Anda dapat memilih untuk berkunjung ke destinasi populer berikut ini 1. Tjong A Fie Mansion Tjong A Fie Mansion Tjong A Fie Mansion menjadi destinasi wisata wajib pertama yang harus Anda kunjungi selagi berada di Medan. Tempat wisata di Medan ini merupakan sebuah museum yang dulunya adalah bangunan rumah milik saudagar Tionghoa terkemuka bernama Tjong A Fie. Pada tahun 2009, rumah ini secara resmi dijadikan sebagai museum dan pengelolaannya dilakukan oleh keturunan Tjong A Fie. Tercatat, rumah ini mulai dibangun pada tahun 1895 dan selesai pada tahun 1900 dengan ukuran mencapai meter persegi. Di dalamnya terdapat total sebanyak 35 ruangan. Rumah ini hadir dengan menggunakan kombinasi antara unsur art deco, Tiongkok, serta Melayu. Konon, pembangunan rumah ini dilakukan dengan berdasarkan pada desain Cheong Fatt Tze Mansion yang ada di Penang, Malaysia. 2. Istana Maimun Istana Maimun Tempat wisata di Medan berikutnya yang dapat Anda kunjungi adalah Istana Maimun. Bangunan ini kerap disebut sebagai salah satu istana paling indah yang ada di Indonesia. Keunikan utama dari arsitektur istana ini adalah kombinasi unsur Melayu, Islam, India, Spanyol, dan Italia di dalamnya. Unsur Melayu diwakili dengan pemakaian warna kuning yang mendominasi istana ini. Sementara itu, pemakaian ornamen lampu, meja, kursi, serta pintu dorong di dalam bangunan ini merepresentasikan unsur Eropa. Tidak ketinggalan, bagian atap yang memiliki lengkungan mirip perahu terbalik merupakan desain yang kerap ditemui di kawasan Timur Tengah. Kondisi bangunan serta peninggalan sejarah yang tersimpan di Istana Maimun juga masih terjaga dengan baik. Wisatawan pun bisa menelusuri beragam penjuru bangunan yang memiliki luas mencapai meter dan memiliki 30 ruangan ini. Tidak ketinggalan, ada koleksi menarik bernama Meriam Puntung yang konon merupakan jelmaan dari Putri Mambang Khayali yang cantik jelita dari Kerajaan Deli Tua. 3. Masjid Raya Medan Masjid Raya Medan Masjid Raya Medan menjadi destinasi wisata wajib berikutnya yang dapat ditelusuri di Medan. Bangunan ini memiliki usia yang tak jauh berbeda dengan Tjong A Fie Mansion, pembangunannya dimulai pada tahun 1906, dan selesai pada tahun 1909. Bangunannya pun sangat khas, dengan bentuk segi delapan dan bergaya arsitektur percampuran antara Timur Tengah, Spanyol, serta India. Pendirian Masjid Raya Medan juga menjadi salah satu bukti toleransi antar umat beragama di Medan. Konon, Tjong A Fie turut menyumbangkan dana untuk pembangunan masjid ini. Desain yang megah memang membuat pembangunan Masjid Raya Medan butuh biaya besar, total mencapai 1 juta gulden pada saat itu. Dengan biaya yang besar tersebut, tidak heran kalau kemegahan masjid yang juga dikenal dengan nama Masjid Raya Al Mashun ini mengalahkan kemewahan istana. Apalagi, material serta perabotan di dalam masjid sengaja didatangkan dari luar negeri. Misalnya, marmer yang berasal dari Italia, kaca patri dari Tiongkok, serta lampu gantung yang diimpor dari Perancis. 4. Rahmat International Wildlife Museum & Gallery Rahmat International Wildlife Museum & Gallery Tempat wisata di Medan berikutnya adalah museum satwa pertama di Asia Tenggara, yakni Rahmat International Wildlife Museum & Gallery. Di tempat wisata di Medan yang satu ini, Anda dapat menyaksikan keberadaan beragam jenis satwa hasil buruan yang telah diawetkan. Total, terdapat lebih dari koleksi satwa yang dapat ditemukan di sini. Satwa-satwa tersebut diperoleh dari berbagai negara, baik yang berasal dari Asia, Afrika, atau Amerika. Jenis hewan yang diawetkan juga lengkap, mulai dari komodo, kambing gunung, harimau, hingga rusa. 5. Gedung London Sumatera Gedung London Sumatera Gedung London Sumatera Lonsum bisa menjadi destinasi berikutnya. Gedung ini dibangun pada tahun 1906 bersamaan dengan kelahiran Ratu Juliana dari Belanda. Bangunan ini diirikan oleh perusahaan bernama Harrisons & Crosfield H&C yang berasal dari Inggris. Gedung ini dikenal sebagai gedung yang modern pada masanya. Buktinya, Gedung yang kemudian dijual ke Pemerintah Belanda ini merupakan gedung pertama di Medan yang menggunakan lift. Keberadaan lift tersebut pun memberi kemudahan bagi para pengunjung untuk menjangkau total 5 lantai di gedung ini. Saat ini, Gedung Lonsum masih digunakan sebagai area perkantoran. Oleh karena itu, para pengunjung yang ingin menyaksikan keunikan gedung tua ini sebaiknya memilih waktu kedatangan di akhir pekan, ketika kantor tidak beroperasi. Tak jarang, ada komunitas pencinta sejarah yang mengadakan tur berkeliling gedung tua ini. 6. Kesawan Square Kesawan Square Berkunjung ke Gedung Lonsum, Anda juga direkomendasikan untuk tak melewatkan Kesawan Square. Lokasi Gedung Lonsum memang sangat berdekatan dengan tempat wisata di Medan yang satu ini. Di sini, wisatawan tak hanya bisa menemukan deretan gedung tua bersejarah, tapi ada pula beragam kafe instagramable yang bisa menjadi pilihan tempat nongkrong. Selain itu, berkunjung ke tempat wisata ini pada malam hari juga bisa menjadi aktivitas yang menyenangkan. Anda akan menjumpai keberadaan tenda-tenda yang menawarkan beragam jenis makanan. Ada menu halal, ada pula makanan nonhalal. Tanda untuk mengenali makanan tersebut pun mudah, yakni atribut warna biru untuk kuliner halal dan warna merah untuk menu nonhalal. 7. Penangkaran Buaya Asam Kumbang Penangkaran Buaya Asam Kumbang Tempat wisata di Medan yang menarik berikutnya adalah Penangkaran Buaya Asam Kumbang. Di tempat wisata di Medan yang satu ini, Anda dapat menyaksikan keberadaan total sebanyak ekor buaya dengan beragam ukuran. Mulai dari buaya yang baru saja menetas, hingga buaya berusia mencapai 43 tahun dengan panjang 5 meter. Secara khusus, tempat wisata di Medan ini menjadi pilihan wisata edukatif yang cocok bagi para pelajar. Mereka akan diajak untuk mengenal lebih dekat reptil yang satu ini. Tidak ketinggalan, para pengunjung juga dapat mencoba untuk memberi makan para buaya. Cukup dengan membayar Anda dapat melemparkan bebek ke kolam penuh buaya. 8. Wonders Water World Wonders Water World Opsi tempat wisata di Medan selanjutnya adalah Wonders Water World. Secara khusus, tempat ini menjadi pilihan menarik ketika Anda ingin liburan bersama keluarga. Di sini, Anda bisa mengajak si kecil untuk mencoba beragam jenis wahana permainan air yang menyenangkan. Dikenal sebagai waterpark terbesar berskala internasional di Medan, wahana permainan di tempat wisata di Medan ini memang sangat lengkap. Anda bisa mencoba beragam jenis seluncuran air di sini, mulai dari super loop, topsy turvy, tunnel twister, pipe line, ataupun bullet bowl. Sementara itu, untuk si kecil, tersedia kolam khusus anak yang dangkal dan aman. Pilihan permainan di kolam anak juga cukup banyak, di antaranya adalah ember tumpah, air terjun buatan, serta seluncuran air mini. 9. Air Terjun Dua Warna Sibolangit Air Terjun Dua Warna Sibolangit Untuk pilihan tempat wisata alam di sekitar Medan, Air Terjun Dua Warna Sibolangit bisa jadi pilihan yang cocok. Air terjun yang terletak di Kecamatan Sibolangit ini berada di ketinggian meter di atas permukaan laut mdpl. Jaraknya sedikit jauh dari pusat kota Medan, sekitar 75 km. Namun, perjalanan panjang menuju ke tempat wisata ini bakal terpuaskan. Air terjun ini memiliki pemandangan memukau dengan air dua warnanya, yakni biru dan putih keabuan. Perbedaan warna tersebut terjadi karena air di sini mengandung belerang dan fosfor. Kandungan belerang dan fosfor tidak hanya berdampak pada warna air di tempat wisata ini. Kandungan tersebut juga membuat suhu air di Air Terjun Dua Warna terasa lebih hangat. Air yang berwarna biru memiliki suhu dingin, sementara itu air yang lebih hangat punya warna keabu-abuan. Para pengunjung Air Terjun Dua Warna Sibolangit bisa menghabiskan waktu sepuasnya untuk bermain di bagian kolam di bawah air terjun. Kalau mau, Anda juga dapat memilih untuk berkemah di area sekitar air terjun. Namun, pastikan untuk membawa perbekalan yang mencukupi ketika memutuskan untuk bermalam di sini. 10. Hillpark Sibolangit Hillpark Sibolangit Tempat wisata keluarga berikutnya yang dapat dijumpai di sekitar Medan adalah Hillpark Sibolangit. Tempat wisata ini beralamat di Jl. Letjend Djamin Ginting Km 45, Sibolangit, Deli Serdang. Jaraknya cukup jauh dari pusat kota medan, butuh waktu perjalanan sekitar 60 menit berkendara. Sesampainya di tempat wisata di sekitar Medan ini, Anda dapat mengajak anak-anak untuk mencoba beragam wahana permainan. Wahana permainan di tempat wisata ini terbagi dalam 3 zona, yakni The Heritage, The Lost City, serta Toon Town. Area The Heritage memiliki ciri khas bangunan megah ala kerajaan lengkap dengan kastel di dalamnya. Wahana permainan yang ada di sini juga menarik, termasuk di antaranya adalah komidi putar, bumper boat, ombang-ambing, serta tidak ketinggalan adalah film berteknologi 4D. Sementara itu The Lost City memiliki suasana seperti di zaman prasejarah lengkap dengan kerangka dinosaurus. Opsi wahana permainan di sini antara lain adalah roller coaster, ferris wheel, serta gua misteri. Terakhir, Toon Town menawarkan area permainan dengan tema anak. Wahana permainannya pun memberi jaminan keamanan bagi si kecil, di antaranya adalah kincir mini, taksi gila, mini bom-bom, ataupun baling-baling. 11. Pasar Belawan Pasar Belawan Bagi para pencinta wisata belanja, Medan memiliki Pasar Belawan. Pasar yang satu ini terkenal sebagai pusat penjualan berbagai kerajinan keramik. Kerajinan keramik di sini pun bisa ditemukan dalam berbagai bentuk dan harga dapat disesuaikan dengan isi kantong. Pasar Belawan berlokasi di antara Jalan Veteran dengan Jalan Simalungun. Pasar ini pun selalu ramai oleh para pengunjung. Mereka yang datang ke tempat wisata di Medan yang satu ini tidak hanya para wisatawan yang tertarik untuk membeli keramik. Banyak pula warga sekitar atau pelancong yang datang sekadar untuk cuci mata. Apalagi, kerajinan keramik di sini memang sangat cantik. Keramik yang bisa dijumpai di pasar ini juga merupakan produk yang berkualitas. Bahkan, tak sedikit produk kerajinan keramik yang didatangkan dari Singapura ataupun China. Selain produk keramik, ada pula pedagang lain yang menjajakan produknya. Di antaranya adalah pedagang pakaian, sepatu, makanan, tas, parfum, dan lain-lain. 12. Kuil Shri Mariamman Kuil Shri Mariamman Kuil Shri Mariamman adalah pilihan tempat wisata di Medan yang wajib Anda kunjungi. Kuil ini berada di kawasan Kampung Keling yang menjadi tempat tinggal mayoritas warga keturunan India. Selain itu, kuil ini juga dikenal sebagai kuil Hindu tertua yang ada di Kota Medan. Karena berada di lingkungan tempat tinggal mayoritas warga keturunan India, tidak heran kalau desain arsitektur kuil ini juga memiliki unsur India. Hal itu terbukti dengan keberadaan pintu gerbang yang memiliki bentuk seperti menara bertingkat. Menara seperti ini biasanya dijumpai di kuil-kuil yang ada di negara tersebut. Tercatat, kuil ini didirikan pada tahun 1876 dan merupakan Kuil Shri Mariamman ketiga yang ada di Asia Tenggara. Selain di Medan, ada pula Kuil Shri Mariamman masing-masing di Singapura dan Penang, Malaysia. Kuil di kedua tempat itu dibangun masing-masing pada tahun 1843 dan 1883. Sesuai dengan namanya, Kuil Shri Mariamman digunakan sebagai tempat pemujaan Dewi Shri Mariamman. Selain itu, kuil ini juga dipakai sebagai tempat untuk memuja Dewa Ganesha, Dewa Shri Vinayagar, serta Shri Murugan. 13. Vihara Gunung Timur Vihara Gunung Timur Keberadaan Vihara Gunung Timur yang merupakan tempat ibadah warga Tionghoa Medan juga bisa menjadi pilihan tempat wisata di Medan yang menarik. Vihara ini telah ada di Kota Medan sejak tahun 1960-an dengan luas mencapai meter persegi. Vihara Gunung Timur ini dipercaya memiliki fengshui yang bagus, sengaja dibuat menghadap ke arah Sungai Babura. Penentuan tersebut dipercaya bisa membawa bangunan ini mampu menghadirkan kemakmuran. Tempat ini tidak hanya menjadi tempat ibadah untuk para penganut Taoisme. Di samping itu, para penganut agama Budha juga turut menggunakan bangunan ini untuk melaksanakan ibadahnya. Para wisatawan bisa datang ke tempat ini secara gratis. Namun, perlu diperhatikan agar kedatangan tersebut tidak mengganggu pengunjung vihara yang tengah beribadah. Lokasinya juga sangat strategis, berada di Jalan Hang Tuah nomor 16, Medan. Tak jauh dari tempat ini, Anda juga dapat menyaksikan keberadaan Kuil Shri Mariamman yang berjarak sekitar 1 km. Selain itu, Masjid Raya Medan juga dapat dengan mudah dijangkau dari lokasi ini. 14. Balai Kota Lama Balai Kota Lama Kalau Anda suka menyaksikan bangunan tua dengan desain yang klasik, Gedung Balai Kota Lama Medan bisa menjadi destinasi berikutnya. Gedung ini memiliki desain arsitektur Eropa klasik dan dibangun pada tahun 1908. Bangunan berwarna putih ini menjadi saksi sejarah panjang Kota Medan. Pada zaman penjajahan Belanda, gedung ini digunakan sebagai tempat pertemuan para pejabat tinggi. Sementara itu, pada masa pendudukan Jepang, sempat muncul niatan untuk menghancurkan bangunan ini. Saat ini, Gedung Balai Kota Lama telah menjadi destinasi wisata menarik bagi para pelancong. Gedung ini tercatat sebagai bagian dari kompleks Grand Aston City Hall Medan. Para pelancong pun dapat berkunjung ke sini tanpa harus membayar tiket masuk alias gratis. Untuk datang ke tempat wisata di Medan ini, Anda tinggal menuju ke Lapangan Merdeka. Dari situ, perjalanan bisa dilanjutkan dengan berjalan kaki sekitar 80 meter ke arah Jalan Bali Kota. 15. Masjid Al-Osmani Masjid Al-Osmani Terakhir, Anda dapat menyempatkan waktu untuk berkunjung ke Masjid Al-Osmani yang terletak di Kecamatan Medan Labuhan. Masjid yang juga kerap disebut dengan nama Masjid Labuhan ini dikenal sebagai masjid tertua yang ada di Kota Medan. Pembangunan masjid ini dilakukan oleh Raja Deli ketujuh yakni Sultan Osman Perkasa Alam pada tahun 1854. Hanya saja, pembangunannya saat itu dilakukan memakai bahan kayu. Baru pada rentang tahun 1870 hingga 1872, bangunan masjid ini dipermanenkan oleh Raja Deli kedelapan, Sultan Mahmud Perkasa Alam. Desain bangunan masjid ini memiliki keunikan tersendiri, merupakan perpaduan antara unsur Tiongkok, Spanyol, Melayu, India, serta Timur Tengah. Hal itu terlihat pada bagian pintu yang dilengkapi dengan ornamen khas Tiongkok. Sementara itu, ukuran pada dinding memiliki ciri khas India. Desain arsitektur bangunan terlihat menggunakan nuansa Eropa, sementara ornamennya kental dengan unsur Timur Tengah. Tidak ketinggalan, unsur Melayu juga sangat terlihat mencolok pada bangunan masjid ini. Hal itu terlihat dari pemakaian cat warna kuning yang menjadi warna kebanggaan Suku Melayu. Warna ini merepresentasikan kemegahan serta kemuliaan yang kemudian dipadu dengan warna hijau sebagai representasi unsur keislaman.
PahlawanDaan Mogot diabadikan sebagai nama jalan di Kota Tangerang (istimewa) Daan Mogot diabadikan sebagai nama jalan di Kecamatan Batuceper, Kota Tangerang. Lelaki perwira remaja nan rupawan ini lahir di Manado, 28 Desember 1928. Di usia 14 tahun "Daan Mogot" sudah bergabung dengan tentara PETA (Pembela Tanah Air) bentukan Jepang. Nama-nama jalan di kota Medan memiliki sejarah yang cukup menarik. Sebuah jalan memang selalu memiliki filosofi yang berhubungan dengan kota itu sendiri. Sama halnya dengan kota Medan dengan sejarahnya sejak zaman penjajahan Belanda, Jepang hingga merdeka hingga hari ini. Apa saja yang menarik dari nama-nama jalan di kota Medan? Dan apa saja yang perlu kamu ketahui? Simak penjelasannya di artikel berikut. Sejarah Nama Jalan di Medan Source Penataan kota di Indonesia hampir semuanya memiliki cerita yang sama. Memiliki sejarah penjajahan Jepang dan Belanda, tentunya setiap tata kota tidak bisa pula lepas dari kebijakan di masing-masing era. Pada saat penjajahan Belanda, VOC memiliki hak istimewa. Hak istimewa ini di antaranya berupa mengambil alih pemerintahan negara jajahan. Oleh karena hal tersebut, sejarah nama-nama jalan di kota Medan juga tidak dapat lepas dari sejarah saat Indonesia masih dijajah Belanda. Nama-nama jalan di kota Medan bermula dengan beberapa nama yang berasal dari Belanda seperti Hattenbach, Pacht dan Patersburg. Selain itu, di tahun 1915 nama-nama jalan di kota Medan yang masih mencerminkan Indonesia sendiri terdiri dari adanya nama beberapa kota di Indonesia seperti Bali, Riaoe, Bangka dan Madoera. Dan terdapat pula nama Kartini sebagai nama jalan di kota Medan yang merupakan salah satu pahlawan Indonesia di era tersebut. Di tahun 1945, nama-nama jalan di kota Medan mulai berubah dan lebih banyak mencerminkan identitas Indonesia. Penambahan nama kota yang dijadikan nama jalan di Medan menggambarkan bahwa saat itu terdapat peralihan dari yang semula lebih menonjol bahasa Belanda pada nama kota, sekarang beberapa kota di Indonesia dan nama-nama bunga dalam penyebutan bahasa Indonesia juga dijadikan sebagai nama kota di Medan. Di antaranya seperti jalan Melati, jalan Teratei dan jalan Kenanga. Di tahun 1961 dan 1979, nama-nama jalan di kota Medan semakin mengerucut pada setiap hal yang pelafalannya menggunakan bahasa Indonesia. Pengurangan nama jalan yang berasal dari lafal bahasa Belanda pun mulai dilakukan. Filosofi merupakan sebuah urutan dari adanya suatu hal terjadi, diciptakan atau dibentuk. Begitu pula dengan nama-nama jalan di kota Medan. Seperti yang kita ketahui, Medan termasuk kota yang terdampak oleh penjajahan Belanda. Fakta ini juga menjadi filosofi nama jalan di Medan ditentukan. Untuk pertama kalinya, pemberi nama jalan di kota Medan bukanlah pemerintah Indonesia, melainkan pemerintahan Belanda. Di Era Awal Medan menjadi Ibukota Sumatera Utara, nama-nama jalan ditentukan berdasarkan warna politik, kemudian pada masa Kemerdekaan nama-nama pahlawan dan beberapa raja dari kerajaan di Medan dijadikan sebagai nama jalan. Berikut seterusnya Pemerintah Indonesia mempertimbangkan nama pahlawan yang telah tiada untuk dijadikan nama jalan semakin kuat. Jalan Utama di kota Medan Source Akseleran Jalan utama pada sebuah kota biasanya ditentukan bergantung pada jalur yang dilewati para pengendaranya. Jika jalur tersebut menjadi jalur yang melewati fasilitas publik dan menjadi penghubung antara pusat kota dengan kota lainnya, maka jalan tersebut dapat dikategorikan sebagai jalan utama. Jalan utama di kota Medan di antaranya terdiri dari Jalan Sakti Lubis Jalan Brigjen Katamso Jalan Jamin Ginting Padang Bulan Jalan Setia Budi Tanjung Rejo Jalan Gatot Subroto Simpang Tengah Gimana nih, guys? Referensi nama jalan di kota Medan jadi makin banyak, kaaan. Jangan lupa mampir juga ke Noraroti Cek jenis roti apa aja yang bisa kamu beli di Noraroti via link ini!
Berikutini adalah daftar rumah sakit di Kota Medan, No. Kode Nama Rumah Sakit Jenis Tipe Alamat 1. 1275013 RSUD Dr. Pirngadi: RSUD B Jl. Prof. HM. Yamin No.47, Perintis, Kec. Jl. Mayjen DI. Panjaitan No.144, Sei Sikambing D, Kec. Medan Petisah, Kota Medan, Sumatera Utara 20111
Bosscha, Bandung Foto Shutter stock Nama Jalan Layang Tol Jakarta-Cikampek II Tol Layang Japek II resmi diganti menjadi Jalan Layang MBZ Sheikh Mohamed Bin Zayed. Jalan tol tersebut kini resmi berganti menjadi Tol Layang MBZ, akronim dari nama sang pangeran Uni Emirat Arab Sekretaris Negara Pratikno, mengatakan pergantian nama tol yang dioperasikan PT Jasa Marga Tbk JSMR ini lantaran nama Presiden Jokowi, lebih dulu menjadi nama jalan di Abu Dhabi, Ibu kota Uni Emirat Arab UEA.Namun, jauh sebelum Mohamed Bin Zayed, beberapa tokoh dunia sudah lebih dulu diabadikan di sudut-sudut di berbagai wilayah di Indonesia. Berikut kumparan rangkum empat tokoh dunia yang disematkan ke dalam nama jalan di Patrice Lumumba, JakartaPatrice Lumumba, tokoh dan pemimpin kemerdekaan Kongo Foto Wikimedia CommonsJalan Patrice Lumumba, diambil dari nama tokoh dan pemimpin kemerdekaan Kongo. Namanya dijadikan nama suatu jalan di daerah Gunungsahari, Jakarta, oleh Soekarno sebagai tanda solidaritas negara-negara pada masa Orde Baru nama jalan ini diganti menjadi Jalan Angkasa, karena Patrice Lumumba dianggap beraliran kiri. Sekarang namanya masih dijadikan nama jalan di Kota Surabaya, Kota Padangsidempuan, dan Kota Medan2. Jalan PJ Nehru, MedanPM India Jawaharlal Nehru adalah sosok yang mewakili India saat KAA berlangsung Foto Helinsa Rasputri/kumparanPandit Jawaharlal Nehru merupakan Perdana Menteri India yang sangat terkenal pada masanya. Beliau juga berperan besar bersama Bung Karno dalam mendirikan gerakan Non Blok pada awal mengherankan bila namanya diabadikan pada sebuah nama jalan di Kota Medan, Sumatera Utara. Kebetulan Kota Medan merupakan tempat yang penduduknya sangat beragam dan memiliki etnis keturunan India yang cukup Pasteur, BandungSuasana kendaraan yang melaju menuju Kota Bandung usai keluar Gerbang Tol Pasteur, Bandung. Foto Novrian Arbi/AntaraPasteur, nama jalan paling populer di Bandung juga diambil dari tokoh dunia, yaitu Louis Pasteur. Ia merupakan ilmuwan kelahiran Prancis yang berhasil menemukan cara mencegah pembusukan makanan hingga beberapa waktu lamanya, dengan proses pemanasan yang biasa disebut Jalan Pasteur diambil lantaran keberadaan Bio Farma di Jalan Pasteur No 28. Biofarma adalah salah satu lembaga pengembang vaksin dengan dasar penemuannya dari Louis Pasteur sendiri menjadi lekat karena Bio Farma pernah menyandang kata Pasteur di belakang namanya. Bio Farma didirikan 1890, yang kala itu bernama Landskoepok Inrichting en Instituut tersebut kemudian diubah oleh Pemerintah Indonesia ketika terjadi nasionalisasi perusahaan Belanda antara tahun 1955 hingga 1960. Selain dikenal dengan Bio Farma, nama Pasteur juga identik dengan pintu tol masuk Kota Bosscha, BandungObservatorium bosscha ITB. Foto Shutter StockObservatorium Bosscha merupakan salah satu tempat peneropongan bintang tertua di Indonesia. Observatorium ini dibangun pada zaman penjajahan Belanda oleh Nederlandsch-Indische Sterrenkundige Vereeniging NISV pada tahun Bosscha diambil Karel Albert Rudolph Bosscha. Ia adalah tokoh penting dalam pengembangan perkebunan teh di Pangalengan, Bandung, Jawa banyak menyumbangkan pikiran, tenaga, dan dana bagi kepentingan-kepentingan sosial dan pembangunan Kota Bandung, seperti Observatorium Bintang Bosscha di Lembang, Balai Keselamatan di Jalan Jawa, sekolah bagi penyandang tuna rungu dan tuna 1923, bersama dengan Nederlandsch Indische Sterrenkundige Vereeniging perkumpulan ahli asronomi Hindia Belanda, ia mendirikan peneropong bintang di Lembang yang kini dikenal sebagai Observatorium Bosscha. Keberadaan teropopong ini mulai terganggu dengan maraknya pembangunan fisik di sekitar Bandung Utara dan Lembang. . 164 45 339 388 232 219 434 386

nama nama jalan di kota medan